Kisah unik ini tercatat sebagai karya Franz Kafka—maestro sastra kelahiran Praha—yang paling banyak mendapat sambutan publik. Banyak penulis dunia terinspirasi oleh novela (novel pendek) ini. Maestro realisme magis Gabriel García Márquez mengaku saat masih berusia 19 tahun dia sudah hafal di luar kepala kalimat pembuka novela ini. Nabokov sang pengarang Lolita dan novelis idola anak muda Haruki Murakami pun mengaku terpengaruh oleh kisah ini.
Terlepas dari pengaruh ketenaran Kafka, untaian kata per kata dalam novela ini memang hampir tak ada yang sia-sia. Ditambah lagi dengan kisah yang menggugah, orisinal, dan indah. Seperti diungkapkan sahabat Kafka, Max Brod, “Bacalah beberapa kalimat dari karya Kafka, nanti akan ditemukan napas, corak, dan keindahan yang tidak pernah didapatkan pada gaya penulisan orang lain.“
Novela ini terbit kali pertama di Leipzig, Jerman, pada tahun 1915. Meski telah ada sejumlah versi yang terbit di Indonesia, baru kali ini novela dahsyat ini hadir dari terjemahan teks asli berbahasa Jerman, hasil karya Sigit Susanto, novelis Indonesia yang mukim di Eropa.
Metamorfosa Samsa ini adalah sebuah novela yang layak dikoleksi dan wajib dibaca oleh para pencinta sastra.
“Kafka membuat saya mengerti bahwa orang bisa menulis dengan cara yang berbeda.”
—Gabriel García Márquez, novelis pemenang Hadiah Nobel Sastra
“Takdir dan mungkin keagungan karya ini yang membuatnya bisa menyiratkan banyak hal, tapi sekaligus tak menegaskan satu hal pun.”
—Albert Camus, filsuf dan sastrawan pemenang Hadiah Nobel Sastra
Ulasan
Belum ada ulasan.