Serat Centhini 2B

Harga aslinya adalah: Rp165.000.Harga saat ini adalah: Rp148.500.

Stok 937

Pesan Lewat WhatsApp

Judul : Serat Centhini (Jilid 2B): Menyingkap Rasa, Menyurat yang Tersirat; Rahasia Gairah, Sastra, Adat Pernikahan, dan Aneka Kisah
Genre : Sosial/Budaya
Penulis : Achmad Chodjim
ISBN       : 978-623-8371-41-9
Dimensi   : 15 cm x 23 cm
Halaman  : 408/SC/Bookpaper
Harga : Rp165.000,-

 

SINOPSIS (BLURB)

Serat Centhini disusun berdasarkan pandangan ke depan dan kesadaran tentang bakal runtuhnya kerajaan, kesultanan, dan kedatuan di Nusantara. Jika tidak ada ajaran yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, bangsa ini akan lenyap di tengah zaman. Karena itu, raja yang berkuasa memerintahkan para pujangga istana untuk mengamati berbagai hal dalam masyarakat yang layak dicatat. Hasil amatan tersebut menjadi warisan untuk generasi mendatang: Serat Centhini.

Serat Centhini terdiri atas 12 jilid. Naskah aslinya ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa yang dipakai di Surakarta pada abad ke-19 (1814—1823) dengan tulisan tangan. Naskah tersebut berisi 708 pupuh (bait) tembang macapat yang puitik.

Buku di tangan Anda ini mengurai pupuh ke-105 hingga ke-151 dari Serat Centhini. Disajikan dalam sembilan bab, buku ini merangkum beragam pembahasan: Candi Borobudur dan candi-candi lain di Nusantara beserta seluk-beluknya; gairah seksual; keris dan tombak; gending dan katuranggan, jenis, dan fisiognomi kuda; hari baik dan buruk; anatomi kerbau; persiapan menjelang akad nikah; jagong manten; wali dan wayang; serta aneka kisah.

Ada banyak bagian teks Serat Centhini yang maknanya masih tersembunyi dan sarat istilah lokal yang sulit dipahami, termasuk ajaran orang-orang luhur masa lalu yang hanya disebut sepintas. Ada pula metafora dan perumpamaan yang indah, tetapi artinya mesti dibedah. Maka, buku ini hadir untuk membantu Anda memahami apa yang diwariskan leluhur bangsa sejak awal abad ke-19. Tujuannya, agar maknanya lebih dimengerti, ajarannya dapat dipahami, dan hikmahnya bisa diambil sebagai pijakan dalam menapaki kehidupan di masa depan, baik untuk diri sendiri maupun generasi muda Nusantara. 

Dengan penguasaan prima atas kearifan Jawa dan kelincahan bertutur, Achmad Chodjim mengajak kita mengartikulasikan lebih jauh warisan tak ternilai ini untuk kemajuan, kesejahteraan, kejayaan, dan kemakmuran negara bangsa Indonesia.

 

TENTANG PENULIS 

ACHMAD CHODJIM lahir di Surabaya, 27 Februari 1953. Dibesarkan dalam lingkungan masyarakat tradisional-islami yang menyenandungkan kitab-kitab klasik, ia berwajah sejuk, terbuka, dan inklusif. Pergaulannnya dengan rekan-rekannya di Pondok Pesantren Salaf Darul Ulum dan Tebuireng Jombang serta Pesantren Modern Darussalam Gontor selama duduk di bangku SLTP dan SLTA, telah membuatnya termotivasi mempelajari ilmu-ilmu agama secara lebih dalam.

Pendidikan formalnya sendiri diperoleh dari Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri Malang (1974), sarjana pertanian (agronomi) di Institut Pertanian Bogor (1987) dan magister manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetia Mulya, Jakarta (1996).

Kini, setelah pensiun dari manajer salah satu perusahaan asing, ia banyak mengisi berbagai forum pengajian spiritual di berbagai tempat.

SELLING POINTS

  • Membantu kita memahami apa yang diwariskan leluhur bangsa kita.
  • Ajarannya bisa dipahami, dan hikmahnya bisa diambil  sebagai pijakan dalam menapaki kehidupan di masa depan, baik untuk diri kita maupun generasi muda Nusantara.
  • Bagi generasi muda, buku ini sangat menarik karena menyuguhkan isu budaya yang dikaitkan dengan kepribadian. Ini bisa menjadi semacam fun fact atau seru-seruan. Seperti mempelajari nasib manusia berdasarkan weton dan hari-hari baik dan buruk.

KUTIPAN-KUTIPAN MENARIK

  • “…dalam hidup ini kita harus menjaga dan merawat tubuh lahiriah kita, tetapi jangan terjadi kemelekatan terhadap unsur-unsur lahiriah atau duniawi.”
  • “Yang memerlukan hiburan itu raga. Yang menghibur dan menenangkan raga adalah jiwa.”
  • “Batin kita seperti badan ragawi kita. Ada kapasitasnya. Tiap-tiap orang mempunyai kapasitas masing-masing. Sesuai dengan karma atau buah perilakunya. Secara badan fisik, ada orang yang makan sepiring nasi sudah bisa kenyang. Ada juga yang baru bisa kenyang kalau sudah makan dua piring nasi. Batin juga demikian. Ada orang yang cepat merasa puas dan jenuh dengan yang dirasakannya. Ada yang cepat bosan. Namun, perasaan bosan, kecewa, marah, iri, dengki, benci, dan sejenisnya akan membawa energi premana dalam dirinya itu keluar. Sebaliknya, jika ia tetap tenang, sabar, syukur, dan berperilaku baik lainnya dalam hidup ini maka, ketika kapasitasnya sudah terlampaui, energi premana itu akan ditransformasikan menjadi energi pranawa dalam dirinya.”
  • “Melatih hewan lebih mudah daripada melatih manusia. Jika hewan sudah menurut maka tak perlu khawatir binatang itu akan berontak. Tetapi, manusia yang tampaknya sudah menurut, belum tentu ia benar-benar menurut. Boleh jadi, ia berpikir untuk membebaskan diri dari tuannya.”

Informasi Tambahan

Berat450 gram

Anda mungkin juga suka…

Penerbit Baca Ada di Marketplace

Penerbit Baca

Tentang Kami

Kami menerbitkan buku-buku yang mencerahkan dan memperkaya. Kami berupaya mengawal peradaban literasi dengan menyebarkan cahaya ilmu melalui penerbitan buku-buku bermutu.

Dari kegelapan menuju cahaya. Mengusir kebodohan dengan api pengetahuan.

Postingan

Cara Beli

Bagaimana cara membeli buku di penerbitbaca.com?

Konfirmasi Pembayaran

Sudah mentransfer pembayaran?

Mari tetap terhubung

Copyright © 2023 Penerbit Baca