“Kafka membuat saya mengerti bahwa orang bisa menulis dengan cara yang berbeda.” —Gabriel García Márquez, novelis pemenang Hadiah Nobel Sastra
“Takdir dan mungkin keagungan karya ini yang membuatnya bisa menyiratkan banyak hal, tapi sekaligus tak menegaskan satu hal pun.” —Albert Camus, filsuf dan sastrawan pemenang Hadiah Nobel Sastra
Banyak penulis dunia terinspirasi oleh novela (novel pendek) ini. Maestro realisme magis Gabriel García Márquez mengaku saat masih berusia 19 tahun dia sudah hafal di luar kepala kalimat pembuka novela ini. Nabokov sang pengarang Lolita dan novelis idola anak muda Haruki Murakami pun mengaku terpengaruh oleh kisah ini.
Novela ini terbit kali pertama di Leipzig, Jerman, pada tahun 1915. Meski telah ada sejumlah versi yang terbit di Indonesia, baru kali ini novela dahsyat ini hadir dari terjemahan teks asli berbahasa Jerman, hasil karya Sigit Susanto, novelis Indonesia yang mukim di Eropa.
Metamorfosa Samsa ini adalah sebuah novela yang layak dikoleksi dan wajib dibaca oleh para pencinta sastra.