Judul : Maharani Myeongseong I: Jurnal Istana Geoncheong
Judul Asli : 건청궁일기 (Diary of Geoncheonggung)
Penulis : Park, Young-Kyu
ISBN : 978-623-8371-15-0
Dimensi : 13 × 20,5 cm
Halaman : 148/SC/Bookpaper
Harga : Rp65.000,-
SINOPSIS
Tiga belas tahun setelah peristiwa pembunuhan keji Maharani Myeongseong, Hosokawa Ichiro, kurator ahli dari Kantor Residen-Jenderal Jepang di Korea menemukan dua kerangka perempuan di bawah reruntuhan Istana Geoncheong. Salah satu dari kerangka itu memeluk sebuah buku catatan harian milik Maharani Myeongseong. Namun, kerangka siapa itu? Bukankah Maharani tewas dalam serangan istana pada 1895?
Maharani Myeongseong merupakan novel karya Park, Young-Kyu yang ditulis berdasarkan catatan harian yang diyakini milik Maharani Myeongseong, politikus perempuan paling berpengaruh di Joseon. Ia lahir dari wangsa Min, keluarga bangsawan terkemuka pada masanya dan terpilih sebagai istri Raja saat masih belia. Kecerdasan dan ambisinya membuat Maharani berperan aktif dalam politik Joseon sehingga ia tidak disukai oleh Daewongun, wali penguasa yang juga ayah mertuanya. Berkali-kali, Daewongun berusaha menyingkirkannya dari istana.
Maharani tidak bisa hidup hanya sebagai seorang perempuan, istri, atau ibu di dalam istana. Dia harus menggunakan segala cara untuk mempertahankan posisinya sebagai seorang permaisuri dan menjamin keselamatan putranya, termasuk melengserkan ayah mertuanya dari kekuasaan ….
SELLING POINTS:
- Maharani Myeongseong masih satu klan dengan Suga BTS sehingga penggemar BTS wajib membaca buku ini.
- Ditulis oleh Park, Young-kyu, penulis terkenal Korea yang karya-karyanya terjual lebih dari 3 juta eksemplar.
- Kisahnya seru, setengah kisah sejarah nyata, separuhnya kisah buatan penulis, tapi alurnya menyatu sampai-sampai rasanya seperti catatan sejarah yang sebenarnya karena penulis melakukan riset mendalam saat menulis novel ini.
- Sosok Permaisuri Myeongseong ini cukup dikenal oleh masyarakat Korea karena sejarah gebrakan politiknya sebagai ibu negara dan kematian tragisnya.
- Sosok Permaisuri Myeongseong menginspirasi drama Empress Myeongseong (2001-2002), film The Sword with No Name (2009), serta drama musikal The Last Empress.
- Mengingatkan akan The Imperial Woman karya Pearl S. Buck. Keduanya sama-sama mengetengahkan tokoh perempuan yang berkuasa, luar biasa cerdas, sekaligus kontroversial.
- Memiliki rating 9,8/10 di Yes24 dan 9,2/10 di Kyobo Book, jaringan toko buku terbesar di Korea.
Ulasan
Belum ada ulasan.